Jangan Bandingkan Korea dengan Jepang!

Negara Jepang dan Korea Selatan memiliki banyak persamaan. Selain secara geografis letaknya berdekatan, kedua negara ini sama-sama mengalami perkembangan ekonomi yang pesat semenjak perang dunia kedua. Tujuan wisata di Jepang dan Korea pun serupa, dimana anda bisa mengunjungi kuil tradisional dan istana tua, sembari bermalam di hotel modern berteknologi tinggi.

Karena banyaknya persamaan, Jepang dan Korea selalu dibanding-bandingkan. Sayangnya perbandingan itu kadang tidak adil. Sebagai negara yang relatif baru membuka diri kepada dunia luar, budaya Korea masih terasa asing. Hallayu atau Korean Wave yang mencakup K-pop dan K-drama, malah sering menciptakan distorsi realita yang membuat wisatawan kecewa. Dilain pihak budaya Jepang lebih dulu dikenal masyarakat melalui popularitas manga, drama, dan J-pop.

Ketika saya memutuskan berkunjung ke Seoul pada akhir 2018, banyak sekali forum dan blog wisata yang menganggap Seoul inferior dibanding Tokyo dalam lingkup budaya, kebersihan, dan makanan. Karena pernah mengunjungi Tokyo beberapa tahun sebelumnya, saya jadi penasaran, dan gak sabar ingin membuktikan kebenaran observasi forum tersebut.

Mengunjungi daerah Itaewon


Benarkah Seoul lebih jorok dibanding Tokyo?

Menurut pengalaman saya, Seoul memang tidak sebersih Tokyo. Tapi tidak terpaut jauh. Meskipun di Seoul banyak sampah berserakan, tapi hanya di satu sudut tertentu, dan segera bersih keesokan paginya. Stasiun kereta pun selalu bersih. Bahkan ketika mengunjungi pasar ikan Noryangjin, tidak terlihat sampah menggunung ataupun bau amis yang menyengat.

Namun ada dua hal yang bikin saya kaget selama berada di Seoul. Pertama, saya perhatikan banyak sekali orang meludah di pinggir jalan. Kadang asbak publik terlihat seperti bubur karena bercampur ludah dan abu rokok. Hal ini sama sekali tidak ditampilkan di K-Drama 😆.

Kedua, menguyah makanan dengan mulut terbuka adalah suatu hal yang lumrah. Bahkan semakin keras bunyinya, menandakan semakin sedap makanannya. Awalnya saya agak tidak nyaman mendengarnya, tapi lama kelamaan biasa.

IMG_3302

Suasana di stasiun kereta

IMG_7042

Suasana Kota Seoul

Benarkah penduduk Jepang lebih ramah dibanding Korea?

Jika anda pernah ke Jepang, tentu takjub dengan pelayanan disana. Saya masih ingat pengalaman membeli sepatu di Tokyo. Sang pramuniaga menolak menyerahkan belanjaan melalui counter, tetapi bersikeras mengantarkan keluar toko, memberi tas belanjaan, sembari membungkuk mengucapkan terima kasih. Wow, talk about service. Nah, jangan berharap hal itu terjadi di Korea. 

Warga Korea baik kok. Walaupun sering terlihat acuh, namun ketika beberapa kali saya kesasar, banyak yang membantu meskipun dengan bahasa Inggris terbatas.

Satu pengalaman yang sangat berkesan adalah saat mengunjungi restoran BBQ di daerah Seonyudo,Seoul. Restoran ini tidak mempunyai menu bahasa Inggris dan tak ada satu pelayan pun yang mengerti pesanan kami. Untungnya ada seorang setengah mabuk bernama Kevin yang bersedia membantu berkomunikasi (mungkin agak mabuk, jadi pede berbahasa Inggris). Berkat Kevin kami malah dapat nasi, soju, dan sop gratis.

img_5860_original

Menikmati Bbq bersama Kevin

Benarkah tidak ada tempat bersejarah menarik di Korea?

Banyak turis yang kecewa dengan tempat-tempat bersejarah di Korea. Dibanding Jepang, peninggalan sejarah Korea terlihat tidak istimewa dan tidak bervariasi. Namun siapa sangka justru Jepang lah salah satu biang keladi dari keterbelakangan ini.

Dalam satu dekade penjajahan jepang dari tahun 1910 sampai 1945,  banyak artefak berharga dijarah, dan bangunan sejarah Korea dibumiratakan, termasuk Istana Gyeongbokgung.

Pada tahun 1990, sebagai langkah mempreservasi budaya dan arsitektur Korea, pemerintah mulai merestorasi beberapa istana dari sisa reruntuhan yang ada, termasuk istana Gyeongbokgung, Heungnyemun, dan Gwanghwamun. Namun kontroversi mulai mencuat setelah banyaknya protes warga yang menganggap bahwa pemerintah hanya membuang uang untuk membangun istana palsu, karena 90% bangunannya baru.  

Arsitektur di istana Gyeongbokgung

Untuk mempelajari lebih jauh tentang sejarah penjajahan Jepang di Korea, saya merekomendasikan untuk mengunjungi museum Seodaemun yang dulunya merupakan penjara tawanan Jepang. Di museum ini anda bisa merasakan suasana penjara pada jaman itu, Serta melihat secara dekat berbagai artefak peninggalan Jepang.

Di museum anda bisa menuju ruang bawah tanah yang ternyata dulunya ruang penyiksaan. Suasana disitu terasa mencekam dan bikin bulu kuduk berdiri, apalagi di tiap sel terdapat diorama metode penyiksaan. Dijamin gak bisa tidur malamnya. Berani gak? 

Suasana di museum penjara Seodaeum

Benarkah masakan Korea tidak seenak masakan Jepang?

Di seluruh dunia, masakan Jepang sangat dikenal dan digemari. Sushi, udon, yakiniku sudah identik dengan Jepang. Tapi berapa banyak yang tau tentang masakan Korea?

Semenjak Halluyu wave, ketertarikan akan masakan Korea meningkat. Dengan melejitnya film My Love from the Stars, ayam goreng khas Korea laku keras. Tapi masakan tradisional seperti gamjatang, Sundubu-jjigae, Samgyetang, masih terdengar asing bagi banyak orang. Saya akui butuh waktu untuk menyukai masakan tradisional Korea, apalagi kalau bukan pencinta kuliner. Rasa yang khas dengan aroma kuat, kadang malah membuat orang takut mencoba. 

Jadi manakah yang lebih enak, masakan Jepang atau Korea? Itu semua tergantung selera. Kalau tanya saya, ya pasti dua-duanya. Dulu saya bukan penggemar masakan Korea, tapi setelah 4 tahun tinggal di Korea Town, Toronto, saya jadi menikmatinya.

Menikmati Gam Ja tang 

Menikmati Odeng 

Bagaimana menurut anda?

 

18 thoughts on “Jangan Bandingkan Korea dengan Jepang!

  1. Aku belum pernah ke Jepang. Tapi pas ke korea nov 2018, kesasar beberapa kali dan mereka baik2 banget mau bantuin dengan bhs inggris yg terbatas.

      • Wahhh iyaaa seru kalau bisa bersua dengan blogger favku nih. Tapi dingin banget itu pasti. Eh iya bener ga sih kalau winter di korea lebih dingin dari jepang?

        • Aduhhhhh terharu dibilang blogger favorit. Padahal dah lama blogku gak di update 😆.
          Aku pernah ngalamin natalan di Tokyo dan Seoul. Dan bener banget, Seoul lbh dinginnnn dibanding Tokyo. Bahkan percaya atau enggak, lbh dingin Desember di Seoul dibanding desember di Calgary, Canada.
          Jadi wkt aku ke Seoul, agak underestimate, gak bawa jaket winter yg tebel, sepatunya pun juga kets biasa. Ternyataaaaa wow! Aku sampe harus beli sepatu winter dan jaket disana. 😆

          • Iyaa ya berarti bener katanya angin dari mongolia itu bertiupnya ke arah seoul…. Waduhh ga kebayang dinginnya. Soalnya november aja aku dah mengigil.. 5 dercel berasa kayak minus

  2. Belum pernah ke Korea, baru ke Jepang, dan tahun kemaren ke China. Bedanya bumi dan langit 😹 ya emang tiap negara punya keunikan sendiri ga bisa dibanding2 kan

      • Dua2 nya sudah aku kunjungi, aku lebih suka korea karena transportasi lebih mudah, 3 kali tanya anak muda selalu di jawab dengan ramah malah sampai ke tempatnya.

        • Iyaaaa betul. Di korea transportasi dan hotelnya lbh murah.
          Aku sebagai pencinta kuliner sih suka kedua negara karena makanannya enak2. Hahaha
          Ada rencana balik ke Jepang atau Korea lagi setelah Covid beres? Aduhhh semoga cepat berakhir ya pandemik ini, jadi bisa jalan2 lagi. 😃

  3. Menarik sekali! Waktu aku ke Seoul dan Busan, aku merasa kotanya bersih, tertib dan aman. Senada sih sama Tokyo, Kyoto, Nara dan Osaka. Nah, yang aku rasakan adalah kerja keras yang dilakukan Korea memperkenal negerinya melalui industri hiburan dalam 20 tahun terakhir, seolah mengikuti cara-cara yang dilakukan Jepan sejak dekade 1980-an, terutama dalam musik dan film.

    • Iyaaa bener. Dulu tahun 80an kayaknya semua org kiblatnya ke entertainment jepang, ya nontonnya voltus 5, candy-candy, Oshin, sampe lagu Kokoro No Tomo nge hits bgt. Makanya pada mau belajar bhs Jepang dan liburan kesana. Skrg lg masa nya Korean Fever.

  4. Beruntung saya pernah plesiran ke kedua negara tersebut. Dan dari awal saya nggak pernah menganggap mereka sama ehehe. Kenal Jepang dari manga, dan kenal Korea dari drama, malah sekarang kerja ikut korporat Korea ehehe.

    Mau diapa-apain mereka berbeda, etnis dan bahasa mereka berbeda jauh. Untuk makanan, meski saya makan tetapi entah kurang nendang. Dua-duanya hambar wkwkw, yang Jepang cuma ngandelin kecap, yang Korea juga hambar-hambar bau bawang doang ehehe.

    Mereka tetap menarik untuk dikunjungi dengan kelebihan masing-masing 🙂

    • Kalo makanan aku suka dua2nya hahhhaa emang doyan wisata kuliner 😂

      Emang kedua negara berbeda tp suka disamaiin krn fisiknya mirip ya? kayak banyak mikir aku org filipin, jadi mikir budayanya jg mirip. Hahahaa

  5. karena saya belum pernah mengunjungi keduanya, jadi menurut saya ya setiap negara punya ciri khas dan keunikan masing-masing. tapi kalo ada semacam skala prioritas, saya sepertinya akan memilih Jepang dahulu sebelum berkunjung ke Korea. tapi kalo soal makanan, saya malah lebih cocok sama makanan Korea.. jadi, kenapa ngga keduanya? 🤭

    • Jepang emang keren. Banyak budaya Jepang masuk lbh dulu ke indo, kaya pop culture, teknologi, makanan. Jadi lbh familiar bagi org Indo. Aku jg ke Jepang duluan baru Korea.

      Kalo soal makanan aku suka dua2nya (pemakan segala) hahahhaaa

  6. SETUJU BANGET sama judul dan kalimat penutupnya. Heran, kenapa pada suka banding-bandingin, apalagi ada yang bilang mending duluan ke Korea dulu baru ke Jepang karena nanti jetlag. Mana ada itu. Budayanya beda, meski ada pengaruh Jepang juga dikit kan tapi secara identitas dan ciri khas, mereka punya masing-masing dan merayakannya dengan cara masing-masing juga. Btw aku pas ke Seoul, gak ada nemu orang ngeludah deh Mba, di Cina yang banyak wakakakak.

Leave a comment