Seperti pekerja kantoran pada umumnya, tantangan paling besar adalah mengurus cuti. 😛 Beruntung kantor saya memberikan libur natal selama seminggu, sehingga kalau ditambah akhir pekan, cukup banyak waktu yang bisa dipakai untuk jalan-jalan.
Masalahnya, liburan akhir Desember biasanya mahal, dan juga banyak tempat tutup, khususnya pada malam dan hari natal. Jadi pada dua tanggal tersebut, saya sering menghadapi dilema harus menginap di kota mana.
Liburan ke Eropa kali ini, saya memutuskan untuk menikmati malam natal dan hari natal di Dusseldorf. Kenapa? Karena saya berasumsi, sebagai kota besar, Dusseldorf tentunya selalu ramai. Melalui forum-forum internet pun dikatakan bahwa kota ini lebih ‘hidup’ pada tanggal tersebut dibanding tetangganya, Cologne.
Tapi ternyata ekspektasi tidak sesuai dengan kenyataan. Semua toko tutup – bahkan sampai tanggal 28 Desember. Untungnya transportasi umum tetap beroperasi, dan restoran Cina masih buka. Jadi setidaknya bisa keliling kota dengan perut kenyang.
Kalau anda sampai terjebak di Dusseldorf pada saat libur dan banyak toko tutup, jangan panik! Ada 5 tempat wisata unik yang bisa anda kunjungi dengan gratis.

Keadaan Dusseldorf yang sepi saat natal

Suasana Dusseldorf di hari natal
1. Altstadt
Dalam bahasa Jerman, Altstadt artinya kota tua, dan memang daerah ini adalah yang tertua di Dusseldorf.
Daerah Altstadt mempunyai 300 bar dan diskotik. Masuk akal kalau penduduk lokal lebih mengenal Altstadt sebagai tempat dugem, bahkan sampai mendapat julukan ‘The longest bar in the world’.

Suasana bar di Altstadt jam 10 pagi

Suasana bar di Altstadt jam 10 pagi
Saya berkunjung ke Altstadt pada hari natal jam 10 pagi, dan kaget melihat puluhan orang sudah berdesakan di beberapa bar dan brewery menikmati bir. Mungkin pulang dari gereja langsung kesana ya?
Di Altstadt ada sebuah brewery terkenal bernama Zum Ürige. Tempat ini unik karena anda akan mendapat bir tanpa henti. Kalau pelayan melihat gelas kosong, tanpa diminta gelas akan di refill. Pelayan baru berhenti apabila anda menutup gelas dengan tatakannya. Di brewery ini hanya disediakan bir jenis Altbier yang dibuat dari resep tradisional dan menjadi kebanggaan kota.

Menikmati Altbier
Selain Altbier, ada satu lagi minuman alkohol yang identik dengan Düsseldorf, yaitu Killepitsch. Minuman jenis liquor dengan kadar alkohol 42% ini dibuat dari 98 jenis buah berri dan rempah. Menurut saya rasanya seperti Jägermeister, tapi aroma dan kadar rempahnya lebih terasa. Nah, di Altstadt ada sebuah bar kecil terkenal bernama Et Kabüffke dimana pengunjung bisa menikmati shot Killepitsch. Namun sayangnya tutup ketika saya berkunjung.

Killepitsch dijual dengan berbagai ukuran botol
Altstadt adalah tujuan wajib kalau berkunjung ke Dusseldorf. Selain bisa menikmati makan dan minum lezat, anda juga bisa mengeksplorasi jalan-jalan sempit berbatu di kota tua, sembari memandang arsitektur bangunannya yang indah.
- Eksplorasi Altstadt
2. Gereja Lambertus Basilika
Gereja-gereja indah nan megah banyak terdapat di Dusseldorf. Salah satu yang terkenal adalah Lambertus Basilika. Gereja yang dibangun pada abad ke 13 ini disinyalir merupakan bangunan tertua di Düsseldorf.

Tampak muka gereja
Selain karena bangunannya yang tua, gereja Lambertus juga terkenal akan menaranya yang meliuk miring. Hal ini terjadi karena kesalahan teknis, dimana bahan kayu lembab digunakan saat merenovasi menara. Setelah kering, kayunya menyusut sehingga membuat menara terlihat tidak simetris.

Gereja dengan menaranya yang miring
Tiap tahunnya, ribuan peziarah berbondong-bondong mengunjungi Gereja Lambartus untuk memberikan hormat kepada Santo Apollinaris, pelindung kota Dusseldorf. Tulang belulangnya disimpan di dalam peti berlapis emas yang diletakkan di depan altar gereja.

Peti berlapis emas tempat menyimpan tulang belulang Santo Apollinaris
Di dalam gereja juga terdapat banyak artefak dan karya seni indah menanti. Mulai dari patung Bunda Maria dan Yesus dari abad ke 15, hingga kuburan bangsawan Jerman bernama Herzog Wilhelms von Jülich-Kleve-Berg yang lebih dikenal sebagai kakak dari Anne Cleves- istri ke empat raja Inggris- Henry ke 8.

Patung Bunda Maria dan Yesus dari abad 15
3. Embankment Promenade
Salah satu cara terbaik untuk menikmati sungai Rhine adalah dengan berjalan menyusuri Embankment Promenade. Daerah ini dibuka pada tahun 1997 sebagai tempat ‘pelarian’ warga dari hiruk pikuk kota. Disini anda bisa bersantai sembari berbelanja, ataupun mencicipi salah satu dari puluhan cafe dan restoran yang terdapat disepanjang Promenade.
Karena saya berkunjung pada hari natal, daerah ini terlihat sepi. Kebanyakan yang datang adalah turis. Selain itu cuaca hari itu sangat dingin, sehingga menyiksa kalau terlalu lama berjalan dipinggir sungai. Tapi justru saat sepi inilah malah bisa lebih leluasa menikmati keindahan sungai Rhine, tanpa harus berdesakan dengan ratusan pengunjung yang katanya selalu memadati Promenade, khususnya pada musim panas.
4. Medienhafen
Daerah Dusseldorf yang menjadi favorit saya adalah Medienhafen. Disini pengunjung seakan dibawa ke dunia antah berantah dengan bangunan-bangunan abstrak yang aneh.
Pada awalnya Medienhafen hanyalah pelabuhan tua tidak terawat dengan barisan gudang usang dan kontainer berkarat. Belum lagi bau tak sedap yang timbul dari bongkahan sampah.

Medienhafen
Mulai tahun 1990, pemerintah mulai gencar memperbaharui daerah ini. Berbeda dengan kota-kota lain, cara Dusseldorf memodernisasikan pelabuhan sangat unik. Bukannya menghancurkan gedung, tapi malah memberi kesempatan kepada arsitek-arsitek ternama seperti Frank O. Gehry, David Chipperfield, dan Joe Coenen, untuk menciptakan karya seni dari gedung yang ada. Mereka seakan diberikan kanvas kosong untuk berkreasi sesukanya. Dan hasilnya mencengangkan. Kini gedung-gedung tua itu sudah dilengkapi dengan fasilitas dan tekonologi modern.

Berfoto di depan Neue Zollhof
Gedung favorit saya adalah Neue Zollhof, karya Frank O. Gehry. Gedung perkantoran yang dirampungkan tahun 1998 ini terdiri dari 3 bangunan dengan struktur yang gak masuk akal saking anehnya. Salah satunya seakan melawan gravitasi dan seperti agar-agar mau tumpah.

Salah satu gedung kreasi Frank O Gehry
Perusahan-perusaahan multinational banyak menempatkan kantornya di Medienhafen. Bahkan saat ini sudah sekitar 700 perusahaan yang berbasis disini.
Bangunan terkenal lainnya adalah menara Rheinturm, yaitu menara telekomunikasi setinggi 240 meter yang selesai dibangun tahun 1988. Anda bisa melihat pemandagan seluruh kota dari ruang observasi yang terlatak di puncak menara. Anda pun bisa menikmati santapan lezat di restorannya yang berotasi 360 derajat.

Menara Rheinturm
5. Mural di Kiefernstrasse
Jika anda mencari off the beaten path di Dusseldorf, saya rekomendasikan mengunjungi Kiefernstrasse, yaitu daerah perumahan yang terdapat banyak mural dan street art. Lokasinya hanya sekitar 20 menit naik subway dari downtown.
Pada tahun 1905 daerah perumahan ini dihuni oleh buruh pabrik baja. Namun semenjak pabrik ditutup tahun 1970, banyak pemiliknya pindah dan daerahnya jadi terlantar. Karana lama kosong, pada tahun 80an banyak penghuni liar yang mendiami tanpa membayar sewa ataupun pajak. Beberapa kali terjadi penggusuran,namun justru membuat kericuhan yang mengganggu keamanan penduduk sekitar. ‘Kontrak’ pun diperpanjang hingga tahun 2008, tapi sampai sekarang pemerintah belum juga berhasil mengusir mereka. Saat ini ada sekitar 800 penghuni dari 45 negara yang tinggal disini.
Ketika memutuskan untuk berkunjung ke Kiefernstrasse saya agak was-was. Banyak yang mengatakan bahwa daerahnya tidak aman karena merupakan sarang narkoba dan penuh pemabuk. Selain itu juga banyak copet. Tapi tetap saya penasaran.
Ketika sampai di lokasi, suasana lengang. Memang terlihat banyak yang ngintip dari balik jendela, tapi tidak ada yang membuat ketakutan. Sering terlihat mobil lewat dan penumpangnya keluar untuk foto-foto. Tapi tidak ada satu pun pengunjung lain yang nekad jalan kaki di daerah ini.
Saya kagum dengan berbagai bentuk mural yang ada di Kiefernstrasse. Hampir tiap rumah dihiasi dengan karya seni ini. Bahkan sampai seluruh gedung. Anda bisa dengan mudah menghabiskan satu jam disini karena banyaknya street art yang menarik. Namun anda tetap harus waspada karena lokasinya agak jauh dari jalan raya. Jadi kalau teriakpun, mungkin gak kedengeran. 😛 Setidaknya kalau kesini jangan pernah sendirian.
Meskipun libur natal dan banyak toko tutup, tapi ternyata tetap banyak kegiatan gratis yang bisa dilakukan di Dusseldorf. Pengen rasanya balik lagi karena tentunya suasananya berbeda di hari-hari biasa.
Ada yang pernah ke Dusseldorf juga? Ceritaiin dong pengalamannya! 🙂
Banyak mural ya kak … seruu
Iyaaaa seru tempatnya!!
Jerman memang surga nya pecinta beer yah. Mupeng pingin nyobain Altbier dan Killepitsch di Altstadt. Nambah sampe mabok!
Ya minumnya gak harus sampe mabuk juga kali. Ntar nyemplung di sungai Rhine kan malu 🤣
Seru sekali dan banyak spot bagus utk foto
Iyaaaaa asik dan gratis 😆
HAIL CHINESE FOOD!!!
Waduh, bisa mabok beer nih di Altstadt, hehe. I definitely love Altstadt and the promenade!
Iyaaaa tanpa Chinese restoran yang buka, aku pasti dan pingsan kelaparan! hahaha
Iyaa Altstadt bagus. Tapi keliatan lebih asik kalo pas gak jaman liburan gt, pasti bakalan lbh rame.
wow! ini cerita yang seru kak 🙂
aku belum pernah menginjakan kaki di Dusseldorf dan berharap semoga impian ke sana bisa terwujud.
foto-fotonya ciamik kak, aku jadi mau ikut foto berlatar belakang mural di sana >.<
Iyaaaa Dusseldorf emang bagus banget!! dan banyak tempat wisata gratis. Kan lumayan bisa hemat. hahaha
Aku terakhir ke Düsseldorf dalam rangka kerja, ga sempet nyicip kuliner setempat, malah beli döner doang ma cobain altbiernya, next time ke situ lagi deh xD
Dusseldorf makanannya enak2, dan suasananya asik. Saya jg gak sabar merencanakan untuk kesana lagi 😃
Aku kesana juga pas suasana natal, jadi banyak yg tutup. Harus balik lagi boh utk betul2 menikmati keseharian suasana Dusseldorf. ❤️❤️
The main problem is, holidays at the end of December are usually expensive, and also many places are closed, especially at night and Christmas.
Ya ampun, Gereja Lambertus Basilika ini cantik sekaliiii. Ingin rasanya berdoa biar dikasih kesempatan mampir ke sini :”) Anyway salam kenal, Mbak! Waktu itu kalo gak salah Mbak Clara ikut webinar Musim Merona bareng Kak Yuki, ya? Eh, malah ketemu blognya. Hehe 😀
Salam kenal juga, Sinta. 😃
Iyaaaa aku ikutan webinarnya Yuki. Waaaaah kamu ikutan juga yaaa? Jadi kapan nih solo traveling lagi?
Iyaaaa gereja Lambertus cantik dan lokasinya pun strategis, deket kota.
Bisaaaa pasti kamu kesini!!! Semoga Covid cepet beres ya jadi bisa jalan2 lagi. 🙏
Iyaa betul aku ikutan juga hehe. Wah solo traveling lagi nanti Kak habis COVID kelar deh. Sekarang ini istirahat dulu aja di rumah sambil nabung. 😀
Amiinnn! Ini wajib masuk bucketlist banget. Aku jadi pengin kulik lebih lanjut tempat-tempat keren di sini. Thanks for writing this!