7 tips merayakan malam natal di Vatican

Bagi umat Katolik, salah satu tempat yang pasti ingin dikunjungi adalah kota Vatican. Tanggal 24 Desember 2012 saya beruntung bisa merayakan Malam Natal bersama keluarga disana. Jika  anda berencana  bermalam natal di Vatican, berikut 7 tips yang bermanfaat bagi anda:

1. Datang 3 jam sebelum Misa dimulai untuk dapat tempat duduk terbaik

SONY DSC

Nuansa Natal di Vatican

Misa malam natal dimulai pada jam 10 malam. Saya tiba di St Peter’s Square  jam 7 malam. Saat itu lokasi  sudah sangat padat dengan pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat. Ada turis lokal maupun mancanegara; biarawati dan biarawan yang berkumpul dalam kelompok ordo masing-masing; serta penjual suvenir dan makanan yang sibuk menjajakan dagangannya.  Suasana malam itu sangat meriah.

Sesampainya di St Peter’s Square, terlihat dua monitor besar dipasang di halaman gereja. Monitor ini dipergunakan untuk para pengunjung yang tidak kedapatan tiket masuk gereja agar tetep bisa mengikuti jalannnya misa.

Sekedar catatan, tiket masuk gereja saat malam natal gratis. Namun karena banyaknya peminat dari seluruh dunia, umat harus menghubungi Vatican  dengan menyertakan data pribadi berbulan-bulan sebelum acara. Setelah mendapat konfirmasi melalui email, umat bisa menukarkan surat konfirmasi itu dengan tiket masuk yang dibagikan oleh Swiss Guard menjelang hari H. Sayang saya agak telat mengetahui informasi ini. Jadi terpaksa menikmati malam natal dihalaman saja.

2. Carilah kursi terdekat dengan layar monitor

Diantara kedua monitor besar terdapat ratusan kursi yang dikelilingi pagar setinggi satu meter dan dijaga oleh seorang sekuriti. Saya anjurkan anda berdiri menunggu di pintu masuk pagar. 2 jam sebelum misa, pagar itu akan dibuka, dan pengunjung  bisa duduk disana. Gratis.

SONY DSC

Kursi-kursi disediakan di depan gereja

SONY DSC

Menunggu pagar dibuka

SONY DSC

Berfoto di depan pagar yang belum dibuka

Awalnya saya tidak tau bahwa area duduk tersebut untuk para pengunjung.  Dipikir untuk para tamu khusus  ataupun mereka yang mempunyai tiket. Untungnya saya berada di dekat situ ketika pagar  dibuka dan kaget melihat orang berebutan masuk.

Sayapun ikut berdesakan dan berlari mencari tempat duduk  terbaik di depan monitor. Sudah tidak tau lagi keluarga ada dimana. Yang ada di kepala hanya mencari empat tempat duduk paling depan!  Suasana saat itu riuh sekali. Seperti rebutan sembako. Pengunjung berteriak dalam berbagai bahasa. Bahkan ada seorang ibu yang terjatuh karena terdorong. Akhirnya saya menemukan empat tempat duduk tepat di depan monitor.  Jika anda setengah jam terlambat, bisa-bisa harus berdiri dibelakang pagar.

Buku misa juga diberikan secara gratis oleh panitia sekitar 30 menit sebelum misa dimulai. Anda harus antre untuk mendapatkan.

SONY DSC

Setelah berdesakan dengan para pengunjung, akhirnya berhasil mendapat tempat duduk

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Buku Misa

3.  Kalau sempat belajar Bahasa Itali untuk mengerti Homili

Suasana malam natal di Vatican luar biasa. Pada jam 10 malam tepat, lonceng gereja berbunyi menandakan mulainya misa kudus. Para umat berdiri menyanyikan lagu pembuka. Tidak lama kemudian Paus Benediktus terlihat masuk dalam gereja diiringi para kardinal. Umatpun bertepuk tangan meriah. Sayang sekali saya hanya bisa menyaksikanya melalui layar monitor.

Misa dilakukan dalam bahasa Latin. Homili dalam bahasa Itali. Saya tidak mengerti dua-duanya. Para pengunjung disekitar saya pun banyak yang tidak mengerti. Tapi Misa Ekaristi sama seluruh dunia, jadi paling tidak tau susunannya. Kalau Paus mengucapkan Doa Bapa Kami dalam Bahasa Latin, saya menggunakan Bahasa Indonesia.

Malam itu warga Katolik dari seluruh dunia berkumpul dan merayakan malam natal bersama. Sudah seperti keluarga. Apalagi disaat salam damai, para umat dari berbagai negara yang berbeda saling mengucapkan “Peace be with you” dalam bahasa yang berbeda. Sangat mengharukan.

Ada satu saat yang membuat saya merinding. Pada saat konsekrasi disaat suasana hening dan umat berlutut berdoa,  lonceng gereja berbunyi dan entah dari mana, puluhan burung camar terbang diatas gereja dengan suara nyaring memecah gelapnya malam. Kejadian itu berlangsung sekitar 5 menit. Setelah itu burung-burung itu terbang menghilang  dan tidak pernah muncul lagi.

Ketika misa usai, sekali lagi para umat bersalaman dan berpelukan mengucapkan selamat natal dalam berbagai bahasa. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

SONY DSC

SONY DSC

SONY DSC

4. Jangan lupa baju Hangat

Udara di Roma bulan Desember pada malem hari sangat dingin. Anda harus menyediakan baju yang tepat. Pada malam natal kemarin udaranya 0 derajat.  Saya tiba jam 7 malam dan misa selesai jam 12. Bayangkan, berarti 5 jam berada di halaman terbuka dengan udara yang  dingin.  Saat misa berlangsung,  beberapa umat meninggalkan area karena tidak kuat dengan dinginnya.  Jadi supaya bisa mengikuti misa dengan khusyuk, pakailan jaket yang tebal.

5. Jangan lupa makan

Misa dimulai jam 10 malam. Sebaiknya sebelum misa anda sudah mengisi perut supaya tidak kelaparan. Di sekitar St Peter’s Square banyak warung-warung kecil yang menjual makanan seperti sandwich, kopi, bahkan bir. Tapi harganya tentu lebih mahal. Jadi saya anjurkan untuk membawa bekal makanan dari rumah. Selama menunggu misa dimulai, terlihat beberapa pengunjung membawa kardus pizza dan dibagikan ke rombonganya. Bahkan ada beberapa anak muda  minum anggur langsung dari botol besar 750 ML. Satu orang- satu botol.  Hebat!.

Kamar mandi tersedia di samping gereja.  Tempatnya bersih dan besar jadi tidak antre.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

6. Jaga barang baik-baik karena banyak copet

Roma terkenal dengan copetnya. Acara-acara besar seperti Malam Natal tentunya sangat menarik bagi mereka karena penuh sesak dan gelap. Jangan pernah lengah dengan barang bawaan anda. Saya anjurkan untuk tidak menggunakan tas ransel karena akan sangat mudah diambil isinya apalagi kalo sedang berdesakan. Saya sempat mencuri dengar pasangan Amerika yang sibuk memerika tas ransel mereka karena kehilangan paspor. Selalu hati-hati. Untungnya saya tidak pernah kecopetan waktu berada disana.

7. Carilah hotel di sekitar Vatican

Misa selesai jam 12 malam. Angkutan umum  seperti subway dan bis sudah tidak beroperasi. Untungnya lokasi penginapan saya hanya 15 menit jalan kaki. Meskipun harus jalan tengah malam, suasana tetap ramai karena banyaknya umat yang kembali pulang ke rumah masing-masing.

Taksi tetap ada. Tapi dari informasi yang di peroleh di internet, banyak turis yang harus membayar 3 kali lipat harga biasa karena tidak pakai argo. Itu salah satu alasan kenapa saya memutuskan untuk mencari penginapan di dekat St Peter’s.

Itulah beberapa tips untuk melewati malam natal di St. Peter’s.  Kalau anda berkesempatan, 5 jam kedinginan di St Peter’s square tidak terasa karena suasananya luar biasa. It’s worth it!

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

8 thoughts on “7 tips merayakan malam natal di Vatican

  1. hai clara, kita kalau ikut misa nggak perlu reservasi ya? atau pakai undangan? soalnya aku ada info harus pake undangan kalau mau ikut misa di vatikan

    • Hi uning, terima kasih dah mampir ke blogku 😀

      Utk ikut misa di vatican butuh tiket kalo masuk dalam gereja. Kalo di halaman st peter’s square gak perlu tiket. Siapa cepat bisa dpt tempat duduk. Tp dingin diluar. Wkt itu saja 0 derajat. Tp worth it.

      Kalo mau misa dalam gereja, harus reservasi tiket dulu, lalu sekitar 1-3 hari sebelum hari H ambil tiketnya ke prajurit Vatican yg pake seragam warna warni itu 😆

      Utk tau proses lengkap gmn cara booking tiket, ikutin link ini aja : http://www.papalaudience.org/papal-mass

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s