Ajang Curhat 10 Km Keliling Paris

Pada bulan juni 2016, saya dan keluarga sudah mulai membuat rencana untuk liburan natal dan tahun baru. Kami pun memilih ke Paris. Selain karena sudah lama gak kesana, kebetulan keponakan saya, Edo, saat ini sedang di Paris karena mendapat beasiswa untuk bersekolah S2 di universitas Sorbonne.

Waktu di Paris, saya mendengar pengalaman Edo selama hidup disana. Saya salut dengan perjuangannya. Gimana enggak, ke Paris sendirian dan harus beradaptasi dengan bahasa dan budaya Perancis. Sebagai mahasiswa S2, tentunya terasa lebih berat karena bahasa yang digunakan bukan bahasa Perancis sehari-hari, tapi  bahasa akademis.

Edo bercerita bagaimana selama beberapa bulan pertama, dia sering berdoa di katedral Notra Dame karena stres dan frustrasi. Tapi selalu berusaha mengenyahkan pikiran untuk pulang ke tanah air karena tidak mau ‘kalah perang’. Untungnya, Edo berhasil melewati ‘culture shock’ setelah sekitar 6 bulan di Paris.

Percakapan dan ajang curhat ini biasanya terjadi pada malam hari ketika bapak ibu sudah kecapeaan di hotel dan kami masih mau eksplorasi kota. Suatu hari saya dan Edo berhasil jalan dari Latin Quarter ke Menara Eiffel dengan total tempuh sekitar 10 km- dari jam 9 malam sampai 1 pagi. Berikut 8 perhentian yang kami lalui malam itu:

jalan19

Bareng Edo di depan Universitas Sorbonne

Perhentian 1: Julien Aurouze & Co

Dari jauh toko ini terlihat biasa saja meskipun etalasenya terlihat kuno dan berdebu. Namun semakin dekat, barulah terlihat bahwa toko yang dibuka tahun 1872 di daerah De Halles ini memajang sesuatu yang menjijikan, yaitu puluhan tikus yang sudah diawetkan digantung di jendela.

Julien Aurouze &Co adalah toko spesialis pembasmi hama, khususnya tikus. Dari balik kaca terlihat berderet gadget terkini dan berbagai merek racun tikus. Toko itu masih aktif sampai sekarang dan tetap populer di kalangan penduduk lokal. Saking populernya, toko ini pernah muncul di film animasi Disney, ratatouille.

jalan7

Di depan toko pembasmi hama

jalan15

Tikus-tikus yang digantung di jendela toko

jalan12

Tikus-tikus yang digantung di jendela toko

Perhentian 2: Piramida Louvre

Perjalanan menuju museum Louvre amat sepi. Mungkin karena sudah jam 10 malam,tidak banyak orang yang lalu lalang. Jembatan yang kami lalui pun lengang meskipun terlihat beberapa pasangan sedang asyik menikmati botol anggur sambil memandang sungai Seine.

jalan22

Daerah Latin Quarter di waktu malam

jalan4

Sungai Seine di waktu malam

Ketika mencapai pelataran area Louvre barulah terlihat kehidupan. Banyak turis yang asik berfoto, bahkan saya hampir ditabrak rombongan pelari yang tergabung dalam komunitas ‘Run in the dark’, yaitu komunitas yang berlari malam hari untuk menggalang dana bagi orang lumpuh.

Bangunan yang paling populer untuk dijadikan objek foto adalah Piramida Louvre. Bangunan ini terbuat dari kaca dan metal yang dirancang oleh seorang Amerika keturunan Tionghoa bernama I.M.Pei. Piramida ini adalah jalan masuk ke museum Louvre dan menjadi trademark kota paris.

Pada tahun 80an, ada isu yang tersebar bahwa gelas kaca di Louvre itu berjumlah 666, yang menurut kitab perjanjian lama di alkitab- angka iblis. Gara-gara itu banyak pengunjung yang iseng mencoba menghitung dan membuktikannya. Setelah lama tidak terdengar, mitos ini muncul kembali pada tahun 2003 setelah Dan Brown menjabarkannya melalui buku The Da Vinci Code.

jalan3

Pose sejuta umat di Piramida Louvre

jalan16
Selfie di Piramida Louvre. Karena kami berdua gak jago selfie, jadi beberapa kali blur terus fotonya 😛

Perhentian 3: Roue de Paris

Dari Louvre kami berjalan menuju daerah Concorde. Sebuah kincir raksasa bernama Roue de Paris tampak megah bercahaya lampu. Kincir setinggi 60 meter ini awalnya dipasang untuk menyambut tahun millennium.

Roue de Paris unik karena tidak mempunyai fondasi permanen sehingga  bisa dibongkar pasang hanya dalam waktu 72 jam oleh tim spesialis. Semenjak awal berdirinya, kincir raksasa ini sudah melakukan tur ke berbagai negara Eropa, tapi beberapa minggu menjelang natal selalu kembali dipasang  di area Concorde.

jalan18

Roue de Paris

Perhentian 4: Obeliks

Obeliks berumur 3000 tahun ini terletak tepat diseberang Roue de paris. Obeliks ini dibawa langsung dari sebuah kuil di Luxor pada bulan desember 1833 sebagai hadiah dari Muhammad Ali, seorang gubernur Mesir kepada raja Louise Phillipe. Di lokasi inilah terjadi pembunuhan sadis pada saat perang revolusi Perancis dimana Ratu Marie Antoinette dan puluhan petinggi kerajaan lainnya di gouletin dihadapan rakyat.

jalan8

Perhentian 5: Christmas Market

Awalnya pasar natal hanya muncul di daerah Jerman dan Alsace (perbatasan Perancis-Jerman). Namun semenjak tahun 1990asn hampir seluruh Eropa bahkan Amerika Utara pun mengadakannya. Pasar ini menjadi daya tarik sendiri bagi turis domestik dan manca negara. Yang paling saya sukai kalau ke pasar natal adalah minum mauld wine atau anggur panas, apalagi disaat cuaca dingin. Selain itu banyak ditawarkan makanan-makanan unik yang menggugah selera.

Pada saat itu sebenernya saya agak was-was karena sehari sebelumnya sebuah truk menabrak pengujung pasar Natal di Berlin, membunuh 12 dan melukai 50 orang. Untungnya selama disana keadaan aman terkendali.

jalan10

Pasar Natal

jalan22

Salah satu makanan unik..oh ya, penjualnnya juga unik 😛

jalan14

Menikmati segelas anggur hangat

jalan21

Berfoto bareng serdadu natal 😛

Perhentian 6: Arc De Triomphe

Arc de Triomphe adalah sebuah monumen untuk memperingati korban  perang Revolusi Perancis dan perang Napoleon. Nama para jendral dan petingginya ditulis dengan rapih di monumen itu. Bahkan ada sebuah kuburan pahlawan tak dikenal yang meninggal  saat perang dunia pertama.

Saya berkunjung jam 11 malam. Tidak banyak turis, jadi lebih leluasa berfoto karena tidak antri. Edo menganjurkan  nyebrang ke tengah jalan dimana ada area paling strategis untuk berfoto, dengan pemandangan Arc de Triomphe sebagai background.

jalan6

jalan20

jalan-24

Adik saya sedang difoto di tengah jalan pada siang hari  (Arc de Triomphe tepat dibelakangnya)

Perhentian 7: Menara Eiffel

Berkunjung ke Paris rasanya belum afdol kalo belum ke Menara Eiffel. Monumen yang dirancang  Gustave Eiffel ini adalah monumen dengan jumlah pengunjung paling banyak di dunia. Pada tahun 2015 saja, ada 6.91 juta pengunjung yang  kesini.

Menara Eiffel dibangun tahun 1887 untuk menyambut pekan raya dunia yang diadakan di Paris tahun 1889. Gara-gara bangunan Eiffel ini, seorang insinyur muda Amerika bernama George Ferris merasa tertantang untuk mengalahkan kemegahan Eiffel. Akhirnya pada pekan raya dunia berikutnya yang berlokasi di Chicago, insinyur ini menciptakan kreasi  spektakuler bernama Ferris Wheel atau kincir raksasa.

Ketika saya sampai Eiffel, masih cukup banyak pengunjung meskipun jam sudah menunjukan tengah malam. Bahkan penjual suvenir yang biasanya antusias menawarkan produk mereka, kini hanya menawarkan sambil lalu.

Karena kelaperan, saya dan Edo menghabiskan waktu di Trocadero  menikmati sisa pizza dingin yang kami beli siangnya di daerah St Germain De Pres. Saya anjurkan ke  Eiffel malam hari saat sepi seperti karena nuansanya berbeda, meskipun tetap waspada sama copet. 😜

jalan1

jalan9

 Perhentian 8: Flame of Liberty

Flame of Liberty adalah monumen berlapis emas yang merupakan replika obor Statue of Liberty di New York. Monumen ini dipersembahkan untuk kota Paris tahun 1989 oleh media cetak International Herald Tribune dalam memperingati 100 tahun berdirinya di Paris.

Namun, monumen ini sekarang lebih dikenal sebagai monumen putri Diana. Kebetulan, beliau meninggal di terowongan yang tepat berada dibawah flame of liberty. Bahkan banyak turis yang berpikir bahwa monumen ini memang dibangun untuk mengenang Putri Diana.

jalan5

jalan11

Akhirnya perjalanan malam itu berakhir. Benar-benar asyik dan mengesankan, meskipun kaki pegel karena kejauhan jalan.  Terima kasih Edo yang sudah menjadi guide malam itu.  Sekarang sudah saatnya untuk menghadapi tantangan baru. Sukses terus, atau seperti kata oppa-oppa Korea, “Fighting!” 😉

38 thoughts on “Ajang Curhat 10 Km Keliling Paris

  1. Ih geli banget itu tikusssss
    Btw adaptasi butuh waktu 6 bulan yaaa, lumayan lama
    Mbak angun dulu juga gitu kalo gw baca story nya, dia langsung terjun ke jalanan buat bisa ngobrol bahasa prancis

    • Lucu kan tikus2nya 😂😂
      Emang bener kl mau belajar bahasa harus lgs turun kejalan ya. Dilatih!! Aku mau belajar bahasa Prancisss susaah!! Mungkin harus pindah ke paris dulu ya baru jago. Hihihihi

  2. Kalau dengar orang ngomong bahasa prancis kedengerannya gimana gitu yach. Aku baca tulisanmu dari yang paling baru sampai yang lama berasa pengetahuan tentang kota ini lengkap dech. Jalan-jalan malam disuatu kota apalagi Paris pasti menyenangkan juga waswas yach.

    • Di Paris emang banyak bgt yang bisa di explore. Sayangnya kadang turis kl di Paris cmn 2-3 hari saja, jadi yang dikunjungi tempatnya itu2 aja. Kebetulan aku disana 8 hari jadi lbh banyak tempat yg bisa dikunjungi. Tp tetap aja banyaaaak sekali yg terpaksa dilewatin krn gak ada wkt. 😥

Leave a Reply to mrspassionfruit Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s