Latin Quarter, Paris: Dari misa natal sampai makan bekicot 

Daerah favorit saya di Paris adalah Latin Quarter. Dari awal, ibu saya memang sudah minta dicarikan hotel di daerah itu karena dekat dengan Gereja Norte Dame. Pilihan yang tepat! Daerah ini sangat strategis karena selain dekat dengan stasiun metro dan tempat wisata, juga relatif aman. Suasana bohemia ala Paris terasa kental disini. Deretan cafe, toko buku bekas, dipadu dengan jalan sempit layaknya labirin, beserta gereja-gereja kuno yang tersembunyi di tiap sudut jalan, membuat Latin Quarter seperti dunia lain yang penuh misteri.

Anda tau kenapa namanya Latin Quarter? Sejak abad ke 12, Universitas Sorbonne sudah menjadi magnet bagi pelajar dan cendekiawan dari seluruh penjuru Eropa. Pada jaman itu, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan adalah bahasa Latin. Karena bahasa tersebut sering terdengar di area ini, muncullah julukan  Latin Quarter atau kawasan Latin. Berikut beberapa tempat yang saya kunjungi ketika berada disana.

latin7

Suasana Latin Quarter

latin17

Pemandangan Latin Quarter dari jendela kamar hotel

Gereja Notre Dame

Notre Dame adalah katedral Katolik bergaya gotik yang terkenal  berkat novel karya Victor Hugo yang berjudul Si Bongkok dari Notra Dame. Novel tersebut berkisah tentang si Bongkok Quisimodo yang jatuh cinta dengan seorang gadis gipsi bernama Esmeralda.

latin4

Christmas market di Notre Dame

Ketika novel ini terbit tahun 1831, ribuan turis domestik dan  manca negara berbondong-bondong datang untuk mengagumi  Katedral Notre Dame. Namun betapa kecewanya mereka karena  kondisi gereja itu jauh dari kata indah dan megah seperti yang dideskripsikan dalam buku,  tetapi  kusam dan tidak terpelihara. Ternyata Victor Hugo mempunyai motivasi tersembunyi dibalik penulisan novel itu.

Pada tahun 1820an banyak gereja dan bangunan tua yang dihancurkan atas nama modernisasi. Victor Hugo, seorang romantis yang mengagumi bangunan bersejarah merasa prihatin, apalagi setelah mendengar gereja kesayangannya, Notra Dame akan dihancurkan. Dalam keputusasaan, beliau menulis novel roman dengan  Katedral Notre Dame sebagai latar, sembari berharap pembacanya dapat menghargai keindahan gereja itu. Ternyata novelnya sukses besar, sehingga raja Louis Philippe memberikan titah untuk segera memugar Notra Dame. Jadi tidak mengada-ada kalau dikatakan bahwa Victor Hugo  adalah penyelamat Notre Dame.

latin3

Berfoto di depan Notre Dame

Sewaktu di Paris saya beruntung bisa menjalani malam natal di gereja nan megah ini. Ternyata malam itu penjagaannya ketat sekali. Tiap pengunjung yang masuk ke area diperiksa tas dan jaket. Polisi dengan senapan laras panjang bersiaga di tiap sudut halaman gereja, membuat suasana jadi mencekam. Untungnya misa malam natal berjalan dengan baik tanpa kendala apa pun.

nortra1

Malam natal di Notre Dame

latin2

Penjagaan di area Notre Dame

Shakespeare & Company

Ketika ada rencana ke toko buku Shakespeare & Company, saya girang karena akan bertandang ke tempat nongkrong John F Fitzgerald, James Joyce dan Ernest Hemingway. Tapi ternyata toko ini tidak sesuai harapan. Shakespeare & Company yang saat ini berdiri di seberang Katedral Notre Dame bukanlah toko buku yang dibuka Slyvia Beach tahun 1919, tempat para sastrawan besar itu ngumpul, tetapi toko buku  yang dibuka tahun 1951 oleh George Whitman dengan nama yang sama. Mungkin saat itu belum ada sistem hak paten ya 😛

latin13

Shakespeare & Company terasa terlalu komersil, apalagi dengan harga buku yang lebih mahal dibanding toko buku lain, hanya supaya buku yang dibeli bisa dibubuhkan cap logo toko. Selain itu suasananya  ramai, dimana pembeli dan turis berdesakan berebut tempat di area yang sempit. Di tiap pojok ruang selalu ada tanda dilarang foto yang membuat suasana menjadi tidak nyaman.

latin11

Salah satu sudut yang sepi di toko buku

Bagi saya, kegunaan bangunan ini menjadi rancu. Sebagai toko buku terlalu sesak dan bising, tapi sebagai tempat wisata terlalu kaku dan ‘dingin’. Toko bukunya sendiri sih bagus, dan didisain sedemikian rupa sehingga menyerupai toko kuno lengkap dengan piano, mesin ketik, bahkan beberapa ekor kucing berkeliaran. Tapi sebagai penggemar buku, saya lebih memilih membeli di tempat yang lebih murah, lalu menikmatinya sambil menyeruput kopi panas di salah satu kafe pinggir jalan .

latin12

Sudut yang sepi di toko buku lantai 2

Jalan tersempit di Paris

Di Latin Quarter ada sebuah jalan sempit yang dibangun tahun 1540 sebagai jalan pintas menuju sungai seine. Dengan lebar 1.80 Meter dan panjang 29 meter, La Rue du Chat qui Pêche yang dalam bahasa Indonesia artinya si kucing pemancing,adalah jalan paling sempit di Paris. Ternyata ada  legenda menarik dibalik namanya.

Alkisah pada abad 15, ada seorang pastor yang sering memancing bersama kucing hitamnya di pinggir sungai Seine. Kucing ini cerdas dan ahli menangkap ikan. Namun karena keahliannya, banyak penduduk berpikir kucing itu jelmaan iblis. Suatu hari 3 orang pelajar memutuskan untuk membuktikan gosip itu, dengan membunuh si kucing lalu dilempar ke sungai Seine. Kalau benar iblis, tentunya tidak akan mati, kan?Besoknya penduduk gempar karena pastor itu terlihat kembali memancing di pinggir sungai Seine sambil ditemenani sehabatnya, si kucing hitam. 😱👻

Sampai sekarang, masih banyak yang percaya bahwa kalau berjalan malam hari di jalan sempit ini, anda akan diikuti oleh bayangan hitam seorang lelaki diselingi suara mengeong. Berani coba?

rue

Si bayangan hitam dan kucing setianya

latin16

Jalan tersempit di Paris

Gereja St.Severin & tulang belulang Santa Ursula

Kalau tertarik dengan gereja Gotik selain Notre Dame, anda bisa berkunjung ke gereja Severin yang dibangun pada awal abad ke 13. Kebetulan hotel yang saya tinggali berada tepat diseberang gereja sehingga bisa memandangnya tiap hari dari jendela kamar.

latin27

Gereja St.Severin

latin18

Pemandangan gereja dari jendela kamar hotel

Gereja St. Severin menyimpan tulang belulang Santa Ursula. Sebagai lulusan sekolah Santa Ursula di Jalan Pos, Jakarta, tentunya suatu kehormatan untuk bisa melihat peninggalan Santa pelindungnya dari jarak dekat. Tapi sesampainya disana, saya agak kecewa. Tulang belulangnya diletakkan di pojok gereja dalam peti kaca berdebu dan terlihat tidak terurus. Keaslian tulang belulang itu pun masih menjadi misteri. Menurut legenda, Santa Ursula dibunuh bersama 11 temannya ketika sedang berziarah di Cologne, Perancis. Tetapi banyak gereja di Eropa yang  mengakui bahwa mereka mempunyai tulang belulang Santa Ursula. Entah mana yang asli.

Kalau anda masuk ke dalam gereja St Severin, hawa dingin langsung menerpa, mungkin karena bangunannya dibuat dari batu. Suasana gereja ini sepi, remang-remang, dan keberadaan tulang manusia di pojok gereja membuat bulu kuduk berdiri, apalagi setelah mengetahui bahwa taman di gereja itu dulunya adalah sebuah kuburan masal. 👻 ☠️💀

latin30

Tulang beluluang Santa Ursula

Pohon tertua di Paris

Nama pohon berjenis Robinia pseudoacacia diambil dari nama seorang tukang kebun kerajaan Perancis, Jean Robin, yang memperkenalan pohon ini di tanah Eropa tahun 1601. Beliau pertama kali menanam pohon jenis ini di lapangan Rene-Viviani montebello di seberang gereja Saint Julien Le Pauvre. 400 tahun kemudian, pohon itu masih hidup dan berdiri di tempat yang sama.

Meskipun sudah tidak lagi tegak karena dahan atasnya hancur terkena peluru perang dunia pertama, pohon ini terbukti tetap kuat dan tiap musim semi selalu berdaun lebat. Banyak yang tidak mengetahui keberadaannya, padahal pohon ini mempunyai andil besar bagi pengetahuan ilmu botani. Jadi kalau anda kebetulan berada di area Notra Dame, jangan lupa mampir sebentar untuk menyapa hasil karya  Jean Robin.

latin6

Pohon tertua di Paris

Pantheon- Makam pahlawan Perancis

Panthéon adalah sebuah gedung yang awalnya dibangun sebagai  gereja untuk menghormati Santo Genevieve. Dengan berjalannya waktu, bangunan ini berubah fungsi menjadi makam pahlawan Perancis. Adalah suatu kehormatan besar apabila seseorang dikuburkan disini, karena dibutuhkan mandat khusus dari parlemen Perancis. Mereka yang dimakamkan di Pantheon antara lain Voltaire, Emile Zola, Victor Hugo,  Alexander Dumas, René Descartes, Louis Braill, dan Marie Curie (satu-satunya wanita).

latin19

Berfoto di depan Pantheon

latin21

Marie Currie, satu-satunya wanita yang dikuburkan di Pantehon

Pantehon juga menjadi lokasi bersejarah ketika pada tahun 1851, seorang fisikawan bernama Leon Foucault mendemonstrasikan rotasi bumi menggunakan pendulum atau bandul raksasa. Sampai saat ini teori Pendulum Foucault masih diajarkan di sekolah dan universitas untuk mempelajari ilmu bumi.

latin20

Berfoto di depan pendulum Foucault

Tempat makan di Latin Quarter

Latin Quarter menawarkan variasi restoran dan kafe yang relatif murah bagi pelajar dan turis.Namun Semakin populernya daerah ini, semakin banyak jebakan bagi turis. Jadi selalu bandingkan harga dan menu pada tiap restoran sebelum membuat keputusan supaya gak kena tipu.

latin21

Beragam restoran dan kafe di Latin Quarter

Di Latin Quarter ada restoran yang memberikan 3 course meal dengan harga 15 dan 20 euro. Sebagai makanan pembuka anda bisa memilih antara escargot (bekicot), kerang hijau, selai hati (liver pate), atau keju. Untuk makanan utama bisa memilih steak sapi, lamb chop, atau ikan panggang. Untuk hidangan penutup ada es krim, cream brule, kue coklat.Rasanya lezat meskipun porsinya tidak besar.

latin23

Salah satu restoran di Latin Quarter

latin24

Makan escargot (bekicot)

latin25

Konsentrasi penuh makan bekicot

Kalau anda suka ngopi, berderet kafe yang bisa anda pilih. Dari yang bentuknya kuno sampai yang bergaya modern. Harganya pun lebih murah dibanding beli kopi di mall Jakarta. Selama di Latin Quarter, sarapan favorit saya tiap pagi adalah Croissant chocolate almond dilengkapi dengan segelas double espresso. Enak sekali!

bapak-ibu

Bapak ibu asyik ngafe

latin26

Menikmati sarapan favorit-Croissant cholocate almond

Kalau anda ada kesempatan ke Paris, saya rekomendasikan untuk menginap di daerah Latin Quarter. Lokasinya strategis sehingga anda tidak akan membuang waktu di jalan. Banyak tempat wisata yang bisa dicapai dengan jalan kaki. Selain itu pilihan makanan banyak, harga relatif murah, dan toko buka sampai malam. Banyak orang berpikir  harga hotel di daerah itu mahal. Gak, kok. Bahkan saya rasa lebih mahal di Montmartre atau sekitar Eiffel tower.  Jadi kapan nih mau main ke Latin Quarter?

22 thoughts on “Latin Quarter, Paris: Dari misa natal sampai makan bekicot 

  1. Pas ke Perancis ditawarin suami mau makan escargot apa nggak. Aku ga ngerti itu apa, begitu lihat penampakannya owalaahh bekicot 😁 jadi ingat keripik bekicot karena suka makan. Dan sekarang jadi pengen kreco (kol nenek kalau di Jabar).

  2. Love that picture of ur mom & dad in the cafe, so sweet 🙂

    kalau suka victor hugo, mesti bgt jg mampir di Vianden, Luxembourg, ada bekas rumah dia juga yang skarang dijadiin museum, setting lokasi nya ciamik banget, pedesaan gitu, ok bgt kl mau napak tilas, setelah dari sini dia menuju ke Brussels sambil bawa2 draft Les Miserables 🙂

  3. Suka deh Clara pemandangan dari kamar hotel kalian cantik2.. dan jadi keinget liat Croissant kamu aku makan croissant enak banget di Paris tapi lupa dimana hehehe.. lain kali jalan2 harus didokumentasikan 🙂

  4. Wah lengkap tulisan tentan latin quarter dan sejarah-sejarahnya. Yang paling senang tentang ceeita victor hugo, keren sekali bisa menyelamatkan gereja via tulisannya. Tapi saya belum sekalipun baca karya victor hugo, apa masih ada ya bukunya di masa sekarang?

  5. Kalau baca tulisan tentang Paris atau negara-negara di Eropa paling suka ngelihatin detail arsitektur bangunannya. Semuanya keren-keren dan bagusnya baca tulisanmu ini ada cerita latar belakang bangunan itu jadi makin seru bacanya.

    Tapi boleh nanya nga? Kenapa kalau liputan tentang Paris baik tulisan maupun nonton di TV, toko buku selalu jadi bagian dari objek wisata yach?

    • Di Paris emang banyak sekali jualan toko buku. Dan tempatnya lucu2. Tp sayangnya gak banyak yang jualan buku bahasa Inggris. Makanya Shakespeare and company ngetop bgt krn itulah satu2nya toko buku di downtown Paris yang jualan buku bhs Inggris.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s