Bukit Gianicolo menawarkan pemandangan terbaik kota Roma. Bukit ini terletak antara Kota Vatican dan daerah Kota tua Trastevere. Karena berada di dataran tinggi dengan pemandangan kota Roma yang menakjubkan, banyak ditemukan bangunan yang diasosiasikan dengan kegiataan keagamaan. Contohnya beberapa gereja dan gedung peninggalan agama Pagan. Dahulu dipercaya bahwa semakin tinggi dataran, semakin dekatlah manusia dengan Tuhan.
Untuk mencapai Bukit Gianicolo, saya memulai perjalanan dari Puri San Angelo sepanjang sungai Tiber. Setelah itu pendakian pun dimulai di Via Urbano VIII. Tanjakanya cukup curam. Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh puncak bukit sekitar 1 jam. Jadi untuk menghemat waktu, saya anjurkan naik bis atau taksi saja.
Meskipun jauh dan melelahkan, perjalanan menuju bukit Gianicolo cukup mengasyikan. Banyak pengunjung datang ke bukit Gianicolo untuk berolah raga. Beberapa kali terlihat rombongan keluarga bersepada ataupun berlari kencang menuju puncak. Yang hanya sekedar jalan-jalan melihat pemandangan pun juga banyak. Tiap 1 km terdapat monumen yang juga digunakan sebagai tempat beristirahat. Jadi kalau capek mendaki, anda bisa duduk dulu sekaligus menikmati pemandang kota Roma.
Di Bukit Gianicolo, ada tiga tempat menarik yang bisa dikunjungi:
1. Meriam Gianicolo
Tiap jam 12 siang sejak tahun 1847, sebuah meriam di Bukit Gianicolo ditembakkan. Ide ini dicetuskan oleh Paus Pius IX sebagai tanda bagi seluruh gereja kota Roma untuk membunyikan lonceng pada waktu bersamaan. Awalnya meriam ini diletakkan di Puri San Angelo, tapi kemudian dipindahkan ke bukit Gianicolo. Biasanya area sekitar meriam ramai sebelum jam 12 siang oleh pengunjung yang ingin menyaksikan upacara penembakan meriam. Sayangnya waktu saya tiba di puncak,upacaranya sudah usai. Meskipun tidak bisa menyaksikan secara langsung, kekecewaan terobati karena sempat mendengar dentuman meriam dengan jelas.
2. Piazza Garibaldi
Pada Tahun 1849, Bukit Gianicolo menjadi saksi bisu sebuah pertarungan hebat antara pasukan Jendral Giuseppe Garibaldi dan pasukan Prancis dari pihak Paus Pius IX. Banyak monumen di sekitar piazza yang memperingati kejadian itu seperti patung besar Garibaldi yang sedang menunggang kuda beserta pahlawan perang lainnya.
Piazza Garibaldi merupakan tujuan wisata populer bagi turis lokal. Di sini tidak terlalu banyak terlihat turis mancanegara, Kebanyakan warga Itali yang datang dari luar kota. Kebetulan hari itu libur sehingga suasana sangat ramai dan terlihat banyak kegiatan dan pertunjukan yang menghibur masyarakat. Hiburan paling populer adalah Puppet Show. Gelak tawa anak-anak yang sedang asyik menonton terdengar nyaring di sudut-sudut piazza. Banyak pengunjung yang membawa bekal dari rumah untuk piknik bersama di taman-taman megah yang mengelilingi piazza.

Patung Pahlawan Perang

Monumen Garibaldi di Piazza

Berfoto di depan monumen Garibaldi

Kedai makanan ramai pengunjung

Taman disekeliling Piazza Garibald

Pemandangan dari bukit Gianicolo

Pemandangan dari bukit Gianicolo

Pemandangan dari bukit Gianicolo

Pemandangan dari bukit Gianicolo
3. Acqua Pauloa Fountain
Jika berada di Bukit Gianicolo, anda harus mampir ke air mancur Acqua Pauloa yang menjadi inspirasi Trevi Fountain yang terkenal itu.
Air Mancur Acqua Pauloa dibangun pada tahun 1610-1612 atas arahan Paus Paulus V dan dibangun oleh Gionanni Fontana. Selain untuk mempercantik infrastruktur kota, air mancur Acqua Pauloa juga berfungsi sebagai sumber air bersih bagi warga bukit Gianicolo. Awalnya warga harus mengambil air dari sungai Tiber yang relatif jauh dan berpolusi. Dana untuk pembangunan diambil dari pajak minuman anggur. Dengan hasil pajak itu pulalah Paus Paulus bisa membeli hak penggunaan mata air di dekat Sungai Bracciano yang menjadi sumber air bersih. Karena bangunanya yang indah dan sejuk, air mancur ini sering dipakai warga untuk berenang. Karena bising membuat kotor, akhirnya pemerintah mengeluarkan larangan mandi di air mancur itu dan berlaku sejak tahun 1707.
Tidak jauh dari air mancur Acqua Pauloa terdapat sebuah gereja bernama San Pietro in Montorio. Gereja ini dibangun pada abad ke 9 dan didedikasikan untuk santo Petrus. Menurut kepercayaan, di tempat inilah Santo Petrus disalib terbalik. Pada abad ke 15, San Pietro in Montorio diberikan kepada ordo Amadist yang merupakan pecahan dari ordo Fransiskan.
Perjalanan di bukit Gionicolo diakhiri dengan tangga curam yang membawa saya ke daerah kota tua Roma bernama Trastevere. Daerah ini terkenal dan sangat diminati karena arsitekturnya, jalanan tua serta cafe dan restoran yang relatif murah. Jadi jika anda ingin melihat pemandangan indah kota Roma tanpa harus mengeluarkan biaya besar, datanglah ke bukit Gianicolo yang indah.
Claraaaaaa….. aku baru buka blog kamu dan bikin iriiiiii >,< ahhh beruntungnya kamu! 😀 Aku baca-baca yaa blognya 🙂 Happy traveling!
hahhaha makasih ya dah mampir ke blogku. Sering2 main kesini ya 🙂